Segerombolan murid-murid sekolah
dasar berjalan menapaki tepian parit di persawahan dan ladang nan luas. Mereka
mengikuti langkah guru mereka yang sesekali menunjuki mana jenis pohon yang
mungkin belum mereka ketahui.
“Anak-anakku, inilah pepohonan yang
mungkin sering kamu sebut, tapi baru kali ini kamu jumpai,” ujar sang guru
ketika mereka berhenti di tanah kosong di sebuah ladang. “Di sini ada pohon
cabai, tomat, terung, mentimun, pepaya, jagung,” tambah sang guru sambil
menunjuk ke ladang-ladang yang telah mereka lewati.
Seorang anak mengangkat tangan
sambil berdiri di sebuah kumpulan pohon jangkung yang berdaun seperti telapak
tangan terbuka. “Pak guru, kalau ini pohon apa?” ucapnya kemudian.
Sambil berjalan pelan, Pak Guru
mendekati sang penanya. “Anak-anakku, ini pohon singkong,” jawab sang guru.
“Kenapa ia tidak berbuah, seperti
pohon-pohon lain di ladang ini, Pak?” tanya yang lain.
“Kamu salah, anak-anakku. Tidak
semua buah bisa ditampilkan ke permukaan. Karena sesuatu hal, ia
disembunyikan,” jawab sang guru.
“Disembunyikan?” tanya murid yang lain.
“Ya. Karena pohon singkong bertubuh
kurus dan jangkung, ia menyembunyikan buahnya di akar. Perhatikanlah!” jelas
sang guru sambil bersusah payah mengangkat pohon singkong hingga akarnya
tercerabut.
Tampaklah sebuah pemandangan yang
mungkin baru untuk anak-anak. Mereka mendapati sebuah pohon dengan akar yang
begitu besar. Itulah yang disebut guru mereka sebagai buah yang disembunyikan.
**
Dinamika hidup dengan berbagai
variasinya, hampir selalu berujung pada satu tujuan: mendapatkan hasil atau
buah. Berbagai variasi buah pun menjadi target mereka. Ada yang berkerja untuk
mendapatkan gaji, keuntungan usaha bagi para pebisnis, kehidupan berumah tangga
yang kemudian menghasilkan berbagai aset keluarga, kehidupan berorganisasi yang
membuahkan berbagai keuntungan, dan lain-lain.
Sayangnya, kepicikan daya pandang
sebagian kita kadang menutup adanya keberadaan buah-buah lain yang tidak selalu
tampak di permukaan. Dan boleh jadi, buah yang tidak tampak itu, sebenarnya
jauh lebih bernilai dari apa yang bisa dilihat, dipegang, dan kemudian habis
dimakan.